Apa kabar adik-adik? Titi C sudah lama menghilang ya. Bagaimana, masih gemar membaca buku kan? Karena membaca buku itu sangat penting lho. Selain menghibur ada wawasan yang bisa didapat. Kali ini, titi C hadir hingga akhir tahun memberikan nuansa cerita yang Titi C tulis ulang mengenai si Kancil. sudah tahukan siapa itu Kancil? Selamat membaca...
Hutan Bubura sedang ramai dengan pemilihan Raja
Hutan Bubura. Tidak ada yang berani menolak, ketika babi hutan mengajukan
dirinya sebagai raja hutan. Penghuni Hutan Bubura hanya berdiam saja, tidak ada
yang protes. Karena babi hutan badannya paling gemuk, tenaganya sangat kuat dan
ia juga memiliki taring yang tajam dan panjang.
“Jadi bagaimana, apakah kalian setuju aku menjadi
Raja Hutan ini,” seru babi hutan, diantara penghuni Hutan Bubura.
Penghuni Hutan Bubura hanya saling pandang, diam dan
takut. Mereka tidak bisa memprotes keinginan babi hutan menjadi raja.
“Apakah kalian semua setuju!” Babi hutan mengulang
perkataannya.
“Iya, kami setuju,” sahut kelinci dan diikuti tupai,
mereka takut jika babi hutan akan mengamuk.
Tentu saja, babi hutan menjadi Raja di Hutan Bubura.
Tidak ada yang berani menolak keinginannya. Babi hutan menjadi sangat angkuh. Karena ia tahu tidak ada satu penghuni
Hutan Bubura yang berani melawannya.
“Tentu saja! Aku layak menjadi Raja Hutan di Hutan
Bubura ini. Aku binatang yang paling kuat, tidak ada satu binatang pun di sini
yang bisa menjadi tandinganku,” serunya congkak, sambil bercermin pada air
sungai.
“Hai kamu, kelinci. Beri aku wortel. Aku sangat
lapar,” ujar babi hutan, saat ia melewati sarang kelinci.
“Tapi, ini persediaanku untuk besok. Ini makanan
untuk anak-anakku, Raja Hutan,” tolak kelinci.
“Apa kamu berani menentang Raja Hutan dari Hutan
Bubura ini!”
“Ti... Ti... Tidak, Raja Hutan,” jawab Kelinci
ketakutan, badannya menggigil, karena melihat taring panjang dan tajam dari
babi hutan.
“Cari lagi,
bukankah badan kamu kecil dan gesit melompat. Kamu bisa mengumpulkan lagi,”
kata babi hutan congkak.
Kelinci menyerahkan makanan yang ia kumpulkan untuk
anak-anaknya dan meninggalkan sarangnya. Ia merasa kesal, karena babi hutan
bersikap semena-mena.
“Hahahaha, aku senang sekali menjadi raja hutan.
Badanku bisa semakin gemuk dan semakin kuat,” ucap babi hutan congkak. saat ia berjalan
diantara para penghuni Hutan Bubura yang sedang berkumpul.
Penghuni Hutan Bubura mulai berbisik-bisik mengenai
kelakukan babi hutan yang semakin menjadi-jadi. “Bagaimana ini, aku tidak suka
kelakuan babi hutan,” keluh kelinci.
“Iya, aku juga. Semua makananku di ambilnya,”
sambung tupai.
“Hai... apa kabar semua,” ujar kancil saat melewati
teman-temannya, “Apa yang kalian lakukan di sini?”
Mereka langsung menceritakan semuanya pada si
kancil. Kancil mendengarnya dan mengangguk-angguk.
“Bagaimana nasib kita kancil,” timpal Kura-kura.
“Tenang saja, kita lihat saja besok. Kita harus
menghentikan perbuatan babi hutan itu,” ujar kancil.
“Kami tidak berani,” seru kelinci sambil memandang
kancil dan membayangkan mereka akan diseruduk dengan taring tajam babi hutan. Ia
memandang beberapa penghuni Hutan Bubur dan berujar sangat kuat, ‘’Siapa yang
berani melanwanku?’’
Mereka diam saja, saat mendengar babi hutan yang
bertingkah sombong. “Tenang saja, hari ini, aku tidak meminta makanan kalian.
Karena aku ingin menunjukan kekuatanku pada kalian,” kata babi hutan itu.
Mereka hanya saling pandang saja, tidak menjawab tantangan
babi hutan itu. Lalu, Raja Babi Hutan menunjukkan
kekuatannya dengan mendorong pohon mangga. Dalam sekejab, ia berhasil
menumbangkan pohon mangga dihadapannya. Babi hutan itu sangat senang dengan kekuatannya.
Ia semakin sombong, karena tidak ada yang sanggup melawannya.
“Silahkan makan mangga segar. Aku sedang berbaik
hati pada kalian,” ucapnya sambil meninggalkan pohon mangga itu.
“Kenapa kamu tidak ikut berpesta,” kata kacil yang
tiba-tiba datang, karena mendengar suara pohon tumbang.
“Aku sedang kenyang, jadi kalian saja yang berpesta
makan mangga segar itu.”
“Baiklah, terimakasih,” ucap kancil menghampiri pohon
mangga itu. Ia memakan lahap buah mangga itu, “Ayo teman-teman, mari bergabung denganku.
Kita makan buah mangga segar ini.”
Mereka saling pandang dan kemudian satu per satu
mengikuti jejak kancil. Mereka makan buah mangga tersebut. “Silahkan, kalian
lanjutkan pestanya. Aku sudah kenyang dan aku ingin jalan-jalan,” ujar kancil.
Mendengar kancil hendak pergi jalan-jalan, babi
hutan yang dari tadi tiduran, tertarik untuk ikut. “Hai binatang kecil, aku
ingin ikut denganmu,” seru babi hutan.
“Tidak. Aku suka jalan-jalan sendiri,” tolak kancil.
“Berani sekali kamu menolakku,” seru babi hutan
marah.
“Memang apa salahnya, jika aku suka berjalan
sendirian,” ucap kancil.
Mendengar jawaban si Kancil, raja babi hutan
marah. Ia tidak menyangka binatang kecil itu berani
berbicara begitu padanya. Padahal, tidak ada yang berani menentangnya.
“Berani sekali kamu padaku. Aku adalah binatang
terkuat di Hutan Bubura ini,” jeritnya membuat beberapa burung terbang ke
angkasa.
“Mengapa aku
harus merasa takut padamu? Kekuatan yang kamu miliki sama seperti kekuatan yang
mereka miliki!” katakancil santai.
Raja babi hutan itu semakin marah. “Aku akan
menghancurkanmu!”
“Silahkan, jika kamu bisa!” Tantang kancil, “Tapi
jangan sekarang. Besok saja, karena aku kekenyangan dan mengantuk!”
“Baiklah!” seru babi hutan, “Aku akan membuat
tubuhmu itu hancur dan kesakitan.”
Keesokan harinya, kancil dan babi hutan bertemu
kembali. Penghuni Hutan Bubura merasa ngeri membayangkan, kancil akan diseruduk
oleh taring babi hutan itu. Ada beberapa yang bersorak-sorai menantikan
pertandingan antara kancil dan babi hutan.
Pertandingan dimulai, Raja Babi Hutan langsung menggeram
dan menangkap Kancil. Anehnya, kancil tidak menghindar. Telak, kancil terlempar karena serudukan babi hutan. Kancil bangkit lagi dan lagi. Sedangkan moncong babi
hutan terasa sakit. Karena kepala kancil
sangat keras sekali. Hingga akhirnya, taring babi hutan luka dan ia tidak
sanggup lagi. Sedangkan kancil masih
berdiri dalam keadaan sehat dan segar.
Akhirnya, si Kancillah yang menjadi pemenangnya.
Raja Babi pun mengakui kekalahannya dan mengakui bahwa si Kancil lebih kuat
darinya. Padahal, kancil telah membuat topeng dar kayu yang dibuat wajahnya
mirip dengannya. Karena itu, babi hutan
tidak bisa melukai kancil.
Baca Juga:
ReplyDelete60 Kisah Para Sahabat Nabi
Sejarah Hidup Abdurrahman bin Auf
Umar bin Khattab Khalifah Pengganti Nabi Muhammad
Reseller Kaos Dakwah
Rencanakan Keuanganmu Dengan Baik Jika Ingin Travelling Ke Eropa
Kuliner Lezat Khas Lombok
Pantai Ujung Negoro, Pantai Cantik Nan Tersembunyi Di Batang